Wednesday, October 31, 2007

KORUPSI

.
Kau tahu korupsi?
+ Tentu saja! Perilaku hina yang aku benci
Apa itu korupsi menurutmu?
+ Gampang saja. Korupsi adalah mencuri. Titik
Bagaimana bentuk korupsi?
+ Sederhana. Segala penambahan biaya atau pengurangan keuntungan dengan cara yang tidak sah di instansi tempat kita bekerja, dengan maksud untuk dicuri. Titik
Tahukah kau akibat dari korupsi?
+ Jelas. Hilangnya dana dan anggaran yang semestinya untuk rakyat dan bangsa, atau karyawan dan pemilik perusahaan
Kau pernah korupsi?
+ Ah.. Tidak pernah! Aku memerangi korupsi!
Oke. Pernahkan kau membuat orang lain melakukan korupsi? Mulai dari pelicin pengurusan KTP, mencegah tilang, sampai sogokan memperlancar urusan pajak dan proyek-proyekmu?
+ Eee...



:: Seorang pengecut menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan, lalu melimpahkan tanggung jawabnya kepada orang lain ::



Kau bilang tidak pernah korupsi?
+ Tidak! Okelah aku memang pernah mendorong orang untuk korupsi. Tapi sebagian besar karena terpaksa meskipun kuakui banyak juga karena kemalasanku. Tapi setidaknya, bukan aku yang korupsi
Apakah kau memang pernah punya kuasa dan wewenang untuk korupsi?
+ Eee.. mungkin tidak. Karena aku menjalankan usahaku mandiri
Baiklah, sekarang kau kuberikan kesempatan dan kekuasaan untuk korupsi!
+ Tidak akan aku manfaatkan! Aku membenci dan memerangi korupsi! Itu berarti tak mungkin aku sendiri melakukan!
Ini aman sekali. Tak akan ada orang yang tahu. Lagipula nilainya bagi negara sama sekali tak seberapa.. Tapi sangat berarti buat dirimu.
Kau bisa beli hal-hal yang selama ini kau mau namun tak mampu. Kau bisa menyenangkan keluarga dan sahabat-sahabat. Negara juga masih untung besar dari prestasimu. Anggap saja ini sedikit bonus atas semangatmu bekerja keras. Biasa laah..
Orang dengan kecerdasan seperti kamu, harusnya dibayar berlipat-lipat lebih besar. Jika negara belum sempat membuat anggaran baru, mau tak mau kau harus pintar .
Negara tidak akan bangkrut, tapi hidupmu meningkat pesat
Nggak usah sering-sering, sekali ini saja. Tak terasa buat negara, namun kau pasti punya uang lebih untuk menyumbang masjid, pura, dan gereja.
+ Eee..


(Hahaha.. lihatlah! jemarinya bergetar.. Otaknya berputar menimbang-nimbang mencari pembenar.. Tak usah lama menunggu sabar.. Sebentar lagi pasti dianggapnya nafsu sebagai kebutuhan yang wajar..)



:: Seorang munafik berteriak menunjuk hidung orang lain, sementara perbuatan sama yang dilakukannya ditutupi serapat-rapatnya ::



Korupsi, tiap hari diteriaki diperangi
Namun ia bukan saja disana, di televisi dan di koran-koran semata
Ia ada disini, di lingkungan sekitar dan terjadi berulang-ulang hingga tak lagi disadari
Lama-lama ia kita benci karena iri kesempatan tak punya dan bagian kita tak lagi ada

Ngeri.. Tapi pelakunya ya kita-kita ini!

Ketika korupsi sudah menjadi budaya, tak ada cara instan untuk mengatasi
Selain dimulai dari masing-masing pribadi dan keluarga sendiri
Dari hal-hal kecil yang harus direnungkan setiap kali
Kalau tidak, tak akan terpotong masyarakat koruptor, pengecut dan munafik dalam alih generasi

Tuesday, October 30, 2007

MASA LALU

.
Semalam aku memimpikanmu
Aroma mawar tajam menyeruak bawah sadar tak kuat kutahan
Kubiarkan kau terbangkanku ke masa lalu
Dalam kehangatan yang nyaman namun miris menyatu menyesaki khayalan

Semalam kunikmati memimpikanmu
Kekalahan kesadaran yang indah dan menguntungkan
Melayang bersama kita tertawa di atas permadani wewangian tak kenal layu
Begitu membara tak peduli silam mimpi tak lagi kenyataan

Hai jiwa masa laluku
Bermimpikah juga kau bersamaku?
Menafikan puncak nirwana melimpah untaian air mata?
Secercah lintasan cinta yang terkadang sejenak berulang bagai de javu?

Aku tak tahu..
Sungguh hasratku namun bertahan aku tak mau
Sebab tlah tuntas lelahku terbiru haru

Masa lalu
Tinggal mimpi sudah berlalu
Hanya ilusi sekedar kilas
Namun selalu meski sesaat mampu menghentikanku
Takut aku akankah selamanya tak sanggup kulepas

Sunday, October 28, 2007

AIRPORT

.
Aku suka airport

Titik pisah dan temu manusia-manusia berbagai penjuru bumi
Berdandan santai rapi seksi terserah pribadi
Wajah kaku jangan ganggu tak peduli apa masing-masing kepala berisi

Aku suka keharuan airport

Segera terasa saat adegan perpisahan tersaksi depan matamu
Kekasih berdekapan tak mau siakan waktu
Ibu terdiam menatap sang ayah memeluk anak satu persatu
Dua sahabat berjabat erat tersenyum lebar lambaikan tangan bertukar janji kapan lagi nanti bertemu

Keharuan yang sama,
Di ruang yang sama,
Di dunia-dunia privat berbatas maya

Aku suka kehangatan airport

Istri penuh sabar dan kakek nenek yang tak tenang
Duduk berdiri menunggu momen kan lekas datang
Untuk senyum mengembang ciuman mesra dan air mata yang tak jadi menetes
Hanyut dalam dekapan cinta menggunung tertahan jarak membendung
Di ujung penantian di pangkal perjumpaan
Manusia-manusia asing saling merangkul kebungahan
Aura menyebar terpancar memarak hawa sekitar
Jerit berlari anak kecil penambah suasana
Semua hangat lalu berlalu tak tau selepas sini apa bahagia kan selalu terbawa

Kehangatan yang sama,
Di ruang yang sama,
Di dunia-dunia privat berbatas maya

Aku suka keharuan dan kehangatan airport

Titik pisah dan temu manusia-manusia berbagai penjuru bumi
Di tengah dunia yang semakin egois ranggas curiga cemas angkuh culas cemburu ganas
Sepotong sisa nyawa peradaban disini berpendar sekilas

Aku suka airport

Istriku nanti kalo aku keluar negara atau sekedar lain kota
Kau datang ke airport jemput aku saat kupulang ya
Memang sedikit repot tapi tak tiap kali kan tak apa
Bawa juga anak kita jangan sampai lupa

Disini, di airport, tempat yang luar biasa
Sesekali ingin juga aku kita jadi pemeran utama

Wednesday, October 24, 2007

PUTUS ASA

.
Pasrah sebelum terjadi
Gagal sebelum ujian
Menyerah sebelum berakhir
Takut sebelum mengerti
Mengerti sebelum mendengar

Memiliki sebelum mencintai
Membenci sebelum mengenal
Prosedur sebelum substansi
Menghakimi sebelum berempati
Beragama sebelum bernurani

Berhenti sebelum mati
Mati sebelum ajal

Tuesday, October 23, 2007

HUTANG

.
Aku berhutang pada bapakku, yang mencintai dan menuntun jalan hidupku
Aku berhutang pada ibuku, yang mencintai dan membesarkanku dengan kesejatian kasih sayang
Aku berhutang pada saudara-saudaraku, yang mencintai dan sedikit banyak beberapa hal dari mereka aku tiru

Aku berhutang pada masa kecil, yang membahagiakan dan membentuk batin
Aku berhutang pada rumah, yang kokoh melindungi dan kepadanya hingga kini aku bertaut
Aku berhutang pada teman-teman, yang mengajari mengenal sesama yang tak lain adalah diri sendiri

Aku berhutang pada guru-guru, yang membekali dengan sabar menjadi apa aku sekarang
Aku berhutang pada sekolah, yang memberi kebanggaan dan rasa memiliki
Aku berhutang pada orang-orang yang memberiku pekerjaan, karenanya aku menjadi produktif dan mampu menerapkan ilmu

Aku berhutang pada agamaku, yang tak kenal lelah melembutkan hati yang sombong dan mengingatkan dimana dan kemana aku kini dan akan berlari
Aku berhutang pada agamamu, yang menjadikan aku mampu lebih mengenal Tuhan melalui banyak pintu

Aku berhutang pada bangsaku, yang memerdekakan dan menjelaskan siapa aku
Aku berhutang pada dunia, sekolah terbesar tanpa ijasah tanpa batas waktu

Aku berhutang pada istriku, yang menyatu dengan diriku menghadapi tantangan dan keindahan hidup
Aku berhutang pada anakku, kepadanyalah seluruh hutang-hutangku akan kubayar

Aku berhutang pada Tuhanku, tak akan kubayar karena Dia tlah jadikan aku tuhan atas jiwaku

KAFIR

.
KAFIR (1)


REM --------------------- God's Basic Program
REM --------------------------------------------
Begin
--For human=1 to total_human_population
----if religion(human)="my religion"
------then goto HEAVEN else goto HELL_DAMN_YOU_KAFIR_AND_BE_BURNT!!!
----endif
--Next
End

---

[Bunda Teresa adalah kafir.. silakan googling..]
______________


KAFIR (2)


Jika aku meyakini semua ideku mampu mewakili agamaku
Jika aku meyakini semua idemu adalah mewakili agamamu
Jika aku menganggap tindakan jahat orang lain adalah karena dorongan agamanya
Jika aku menganggap tindakan baik orang lain adalah semua udang di balik batu
Jika aku berteriak membela yang lemah padahal aku membela nafsu identitasku
Jika aku membenci tetanggaku yang tak tahu-menahu karena dendamku pada agamanya
Jika aku menafsir kitab suciku mendukung kebencianku pada sesama
Jika aku menafsir kitab sucimu menyuruhmu membenciku
Jika aku menutup mata pada kebaikan dan keindahan cinta universal
Jika aku hanya mampu melihat benci dan amarah berkacamata kuda bernama kesombongan

Karena akulah kafir yang menolak kemahaan Tuhan dan mengurungNya dalam tempurung egoku
Dan siapa berani menyerukan itu akan kulawan dengan segenap jiwa raga karena itulah jalan dan tujuan hidupku

Tautan : [A]gama, Sesat, Kitab Suci

Monday, October 22, 2007

SEPEDA MOTOR

.
Dengung berjuta motor riuh merayap jarak
Udara pekat sedap dihisap peduli pengap sesak
Pengendara mobil risih mengumpat
Dihembus sejuk mesin pendingin segar nikmat

Lampu pengatur merah menyala
Motor tak sudi di belakang segera menyela
Nyenggol body sedikit nggak papa nggak kerasa
Sopir memaki motor zigzag nerabas entah kemana

Siapa tahan diam menghadap moncong knalpot
Menyembur racun mobil tak dirawat dari tahun jebot
Coba asap mobilmu sendiri tersalur pipa menrobos kaca lalu kau sedot
Mungkin baru sadar dan malu kau kenapa sewot

Hawa luar biasa mengumbar panas
Dikurung helm dan jaket rapat aduh gila semakin panas
Sekeluarga di atas motor anak tercinta terkulai lemas
Generasi penerus terus menerus dijejal polutan ganas
Apa daya cuma bisa begini yang paling ngepas

Angkutan umum tak manusiawi apalagi nyaman
Sementara solusi pemimpin rakyat tak kunjung kelihatan
Masyarakat harus mencari alternatif sendiri-sendiri
Pemerintah selalu terlambat mana peduli

Duh pemerintah..
Bodoh, lambat, tak peduli, korupsi..
Gawat!

---

[berkeliling naik motor 2 minggu, kulit keling badan gempor 2 kali flu..]

Saturday, October 20, 2007

LITERALISASI RASA

.
#
- dik fynca nggak boleh suka iri dong..
+ iri itu apa sih pak?
- iri itu kalo mbak sarah punya apaaa aja dik fynca ikutan kepingin juga
+ kemarin kan mbak sarah punya boneka baru, tapi dik 'ngka nggak iri soalnya dik 'ngka minta sama ibu susi trus dibeliin juga..
- lha itu yang namanya iri dik!
+ iri itu apa sih pak?

##
- dik fynca jangan suka pamer ya..
+ pamer itu apa sih pak?
- pamer itu kalo punya barang baru terus langsung diceritain ke temen-temennya
+ lha kalo dik 'ngka pengen cerita gimana dong?
- ya cerita aja sama bapak daniel sama ibu susi
+ yaaaa.. kan udah pada tauuu.. ngapain diceritain lagi..
- soalnya kalo cerita sama orang lain itu namanya pamer
+ pamer itu apa sih pak?

###
+ bapak daniel! abis baca koran dirapiin lagi ya! jangan berantakan begini!
- eee.. dik fynca nggak boleh sembrono sama bapak ya..
+ sembrono itu apa sih pak?
- sembrono itu ya ngomong begitu sama bapak.. itu namanya sembrono
+ lha kan bapak juga suka ngomong gitu sama dik 'ngka kalo mainan dik 'ngka berantakan..
- ya kan dik fynca anaknya bapak daniel..
+ ya kan bapak daniel bapaknya dik 'ngka..
- kalo bapak ngomong gitu sama anaknya ya boleh..
+ kalo anak ngomong gitu sama bapaknya?
- nggak boleh! sembrono itu namanya
+ sembrono itu apa sih pak?

####
- udahlah dik! malah jadi mumet nih bapak..
+ mumet itu apa sih pak?

Friday, October 19, 2007

LELAKI

.

Pada kejauhan gelap..


Di pucuk keremangan figur tercetak
Nyala api di kepala melidah riak
Membakar sumbu terendam otak menembus tengkorak

Terlipat pantat di pangkal tungkai
Terurai rambut ribuan helai
Langkah berderap kuat gemulai
Ringkik meruyak sepi nan ramai


Mendekat memecah gelap..


Mulut sedikit terbuka
Taring menyilau tajam menganga
Liur menetes hidung menjaga
Mata tajam tenang waspada

Rongga dada pejal transparan
Jantung memompa sinar pancaran
Tegas menantang aura jantan


Menerang namun tetap gelap..


Samar terdengar genit bisikan
Menyebar cepat laksana dentuman

Mahluk aneh..! Mahluk aneh..!
Mirip kita tapi bukan..

Semua diam
Sejenak berfikir masih diam
Berfikir..
Sejenak..
Lalu sepakat sunyi berlarian
...
...

Semua menuju sang mahluk!
Hasrat memiliki dan dipeluk!

Thursday, October 18, 2007

PEKA

.
Mengapa rasaku kini tak lagi peka?
.....

Menangis anakku melihat televisi
Menayang kisah tentang anak kecil sedih tak beribu lagi
Dimintanya aku memanggil anak itu
Untuk ikhlas rela bersamanya berbagi ibu

Aku terpesona
Sebuah empati murni tiada tara
Meski kusadar anakku belum memahami dan menimbang sepenuhnya
Tetap saja sebuah spontanitas tulus yang luar biasa

Anakku seingatku tak pernah kau kuajari
Mungkin setiap bayi dilahirkan satu paket dengan kelembutan hati
Lalu aku sendirian bertanya
Mengapa rasaku kini tak lagi peka?

Cemas aku membayangkan
Bagaimana dunia mengguncang jiwa belahanku di masa depan
Televisi dan media masa menjejalkan kesedihan sekedar hiburan
Simpati dan berbagi tak lebih dari iklan

Pendidikan mencetak generasi penghapal
Tak peduli kreasi cerdas kritis konsistensi ilmu dan amal
Berlomba-lomba mencetak sertifikat dan kecakapan membual

Agama menjadi pengeras hati tak lagi melembutkan
Makin beragama makin egois setengah mati tak lagi rahmatan
Identitas adalah kunci iman angkuh pembeda dengan sang liyan
Aku dan kamu tak pernah sama dan harus selalu berhadapan
Menguap sudah kepekaan bercermin pada sesama melihat diri sendiri dan Tuhan

Menangis anakku melihat televisi
Menayang kisah tentang anak kecil sedih tak beribu lagi
Lalu cemas aku sendirian bertanya
Mengapa rasaku kini tak lagi peka?

Tuhan jangan Kau diam saja
Tak usah pikirkan aku terlanjur jadi produk jaman apa mau dikata
Tapi setidaknya bantu aku berfikir keras menyelamatkannya

PANGAN

.
Sekitar 7 miliar manusia menghuni bumi
1 miliar diantaranya diterjang kelaparan berjuang hidup mati

Sebagian dari sisanya juga sedang dalam pertempuran
Menyerang pusat-pusat makanan lalu menyerbu klinik-klinik kecantikan

Bermiliar-miliar uang digelontor untuk berlebihan mengenyangkan perut
Kemudian membuang dana berlipat-lipat lagi melawan obesitas kelewat gendut

Tuhan, guyonan ini memang lucu
Tapi aneh sekali selera humorMu
Atau Kau mau menyalahkan aku?

---

[refleksi kotbah yang kudengar dalam rangka hari pangan sedunia]

Wednesday, October 17, 2007

BABEL

.
Mengapa manusia kini berserak-serak tersebar di seluruh penjuru bumi?
Tak saling mengerti bahasa masing-masing lagi?

Mungkin pada awalnya semua satu bahasa dan satu logatnya
Dan dibangun menara menembus langit sebagai tanda
Lambang jumawa bahwa keseragaman bisa dijaga

Lalu mungkin pula Tuhan jadi merasa tak suka
Turunlah Dia ke dunia dan menghancurkan segala rencana
Hingga kesombongan terhenti sementara

Tapi Tuhan menyisakan satu bahasa hati
Begitu indah dan sederhana setiap insan mudah mengerti
Sampai masing-masing kumpulan manusia kembali membangun menara
Panduan peradaban yang tersusun rapi serasa sempurna tertata
Berdiri sendiri-sendiri tak mau saling memahami antar bangsa
Sementara bahasa hati menjadi tak berarti bahkan terkubur terlupa

Kali ini dari langit Tuhan tak kunjung turun
Bisa jadi sudah bosan pakai jurus Kun Fayakun
Dan menyerahkan pada manusia untuk mengatasi sendiri lambat laun

---

(terpesona film BABEL yang kulihat dari DVD bajakan
dapat pinjam dari teman - entah kapan aku kembalikan)

Tuesday, October 16, 2007

KONTEKS

.
Kemarin ini saat anakku berulang tahun yang ke-empat
Tantenya memberi hadiah sepatu baru merah muda berwarna
Sepatu indah anakku bungah dipakainya melompat-lompat
Tapi kaget juga aku setelah tahu betapa mahal barang itu berharga

Aku diam sesaat
Lalu tak tahan aku mulai menebar nasehat

Kau sungguh beruntung sekali anakku
Waktu bapak seusiamu bahkan beberapa tahun lebih tua
Masih banyak teman-teman bapak yang bahkan beli sepatupun tak mampu
Jadi bersekolah dengan telanjang kaki mereka terpaksa

Gantian si cantik terdiam dan serius mukanya
Aku gembira bangga kata-kataku pasti mengena
Sampai kemudian dia bertanya

"Terus kalo gitu siapa yang 'nggendong dari mobil ibunya ke dalam kelas, pak ?"

Sekarang giliranku lagi terhenyak sejenak dan tertawa
Lalu tersadar betapa kita benar-benar berbeda dunia
Ingatanku menggambar jelas masa kecilku penuh bahagia
Berjalan riang tertawa bersama teman menuju gedung sekolah dasar sederhana
Bertembok lusuh berubin kuno berbangku kayu tua seadanya

Kontras benar dengan sekolah anak balita jaman sekarang
Atau playgroup begitu orang-orang biasa bilang
Bangunan cerah meriah beralas karpet berhawa sejuk dari mesin pendingin
Berkonsep international biaya mahal sampai pusing kepala bapaknya dibikin

Aku tersenyum lesu
Anakku nasehatku tak menjangkau duniamu
Dunia masa kini dan masa depan tak terbayang di masa lalu

Namun aku tak peduli
Harus kusampaikan semampuku kuharap engkau kan mengerti
Kuandalkan kecerdasan dan nuranimu untuk memahami
Kau akan pelajari segala hal untuk ketajaman interpretasi
Dan kau lebih tahu bagaimana nanti mengaplikasi

Tiba-tiba terlintas pikiran nakal
Bagaimana jika para penulis kitab suci datang lagi ke dunia sekarang?
Apakah mereka akan tersenyum puas membusung dada dengan tepukan
Atau kaget ternganga tak percaya tak menduga penuh kengerian
Melihat bagaimana tulisan mereka manusia tafsir dan ejawantahkan

Ketika petuah menjadi teks
Dan teks mengering kehilangan konteks..

Saturday, October 13, 2007

HUKUMAN MATI

Kalau hukuman mati dilaksanakan
Maka sama putus asanya kita dengan mereka
Yang membunuh dengan keyakinan
Dan menjadikan Tuhan sebagai tamengnya

Kalau kematian adalah jawaban
Mengapa kehidupan begitu menawan?
Kalau membunuh adalah penyelesaian yang sah
Mengapa keajaiban pertobatan begitu indah?

Manusia yang sadar punya beban tugas yang lebih besar
Aku sendiri tak tahu apa tapi kurasa putus asa bukan hal yang benar
Karena tak tahan aku berimajinasi
Menjadi eksekutor penjagal terpidana mati
Berhati batu menatap wajahnya sambil beraksi
Lalu bercermin wajah yang yang sama kulihat lagi

PUASA

.
Saat akal telah mampu bedakan mana hak mana bukan
Saat itu sesekali puasa diperlukan
Menahan diri dari apa yang sebenarnya sah dinikmati
Mengantar batin ke derajat yang lebih tinggi

Puasa membuka mata nurani
Pada dunia sekitar yang selama ini tak disadari
Disakiti perasaan karena ketidakadilan
Terus menerus dipaksa menyaksikan kesenjangan
Atas nama hak tanpa kepedulian

Puasa harus mengasah empati
Dan empati akan menajam dengan mengalami
Mengalami dan memahami bahwa kecemburuan bukan tanpa alasan
Lalu berbuat semakin banyak bagi sesama yang kekurangan

Baiklah selamat berpuasa dan memenangkan diri
Menjadi tangan Tuhan yang lembut dan tajam hati
Karena dalam diri saudara kita bahkan mereka yang paling hina
Terpancar wajah Tuhan sendiri yang menyapa

Catatan:
Puisi ini bukan untuk orang-orang yang berperilaku buas
Menjadikan puasa sebagai senjata agar kebebasan orang lain berhak mereka rampas
Karena akalnya tak mampu bedakan mana hak mana bukan
Dan tak tahu mengapa nafsu dan cemburu harus ditahan
Sungguh tak mengerti aku apa puasa mereka artikan

Friday, October 12, 2007

ANAKKU

.
Halo salam jumpa!

Perkenalkan aku ini bapakmu
Begitu semua orang bilang karena kau lahir dari perut istriku
Aku sih percaya saja kuyakin kaupun setuju

Antara bapak dan anak selalu ada ikatan batin
Itu juga kata orang tapi sampai detik kamu lahir aku kok belum yakin
Ya sudah kita ngobrol-ngobrol dulu mudah-mudahan rasa itu segera terjalin

Apa kabar anakku?

Sebenarnya dari mana sih asalmu?
Maksudku sebelum kau ada di di rahim ibumu
Aku benar-benar ingin kau beritau
Karena pasti tempatnya tak jauh dari asalku
Dan dimana itu aku tak tau
Terus terang aku lupa setelah aku mengenal dunia
Paling cuma kira-kira dari yang kudengar atau buku-buku filsafat dan agama yang kubaca
Nanti kalo kamu sudah bisa bicara segera kasih tau bapak sebelum lupa ya!

Anakku,

Pertama kali kita bertemu
Aku sebenarnya belum punya perasaan memilikimu
Ya jangan bandingkan aku dengan ibumu
Berbulan-bulan kau diperutnya dan kau tumbuh besar didalamnya
Lha aku cuma mengantar ke dokter sebulan sekali saja
Sambil mendengarkan detak jantungmu ibumu senang aku ikut senang entah kenapa

Kemudian kamu lahir karena ibumu rela mengejan
Sementara aku menunggu diluar tak tau apa yang kucemaskan
Setelah bersih rapi ibumu bahagia menyusui
Aku yang bingung kesana-kesini sok sibuk cari ide apa kamu akan kunamai

Hari berlalu beberapa waktu
Aku bolak-balik menapak jarak menjumpaimu
Maaf ya nak kok rasanya ikatan batin belum datang juga
Yang ada hanya rasa bangga karena sekarang anak aku punya
"Telah datang ke dunia anak kami tercinta" begitu aku menyebar berita

Kadang-kadang aku takut dalam hidupku ada mahluk baru
Tapi aku nikmati saja karena kau memuaskan egoku
Bangga tertawa dipuji wajah mungilmu dari aku kau tiru

Anakku cintaku,

Lama-lama aku mulai menikmati menggendongmu
Sekali-sekali kuganti popokmu kalau kau pipis terserah kapan
Kuperhatikan terus menerus gerakan tubuh dan wajahmu
Senyummu begitu lepas melepas seluruh beban

Kau sentuh pipiku kuelus pipimu juga
Kau mulai berkata-kata tak jelas aku artinya apa
Yang kuyakin kau bahagia dan aku ikut merasa
Betapa hari-hari indah kita lalui bersama
Setiap hal adalah baru dan setiap detik butiran mutiara

Saat sakit atau imunisasi tiba
Senyum dan tawamu hilang sementara
Hatiku iba namun kutabah kau akan semakin kuat melewatinya
Dan kau tumbuh besar sehat ceria

Anakku sayang,

Apa kabar udah makin besar ya sekarang
Setiap hari ada saja tingkah dan ucapanmu membuat heran bercampur senang
Dan perjumpaan bertahun ini membuat aku banyak memikirkan
Akan jadi apa engkau nanti dan apa yang harus kulakukan
Tak terlalu terpikir lagi rasa banggaku meskipun tak pernah terlupakan
Kini kau yang terpenting dalam hidupku menjadi andalan
Melebihi diriku kaulah puncak harapan
Kulakukan apa yang bisa kulakukan demi pertahankan senyuman

Anakku belahan jiwaku,
Tak sadar aku kapan kau tlah mengikatku

Tuesday, October 9, 2007

MORAL (BANGSA)KU KINI

.
lagi duduk di bus, ada nenek-nenek berdiri, mbok ditawari
lagi buka pintu, ada orang mau lewat, mbok dipegangi
ada loket penuh, banyak orang butuh, mbok antri
mau lewat, ada orang duduk berdiri, mbok permisi
lagi di jalan, lampu merah menyala, mbok berhenti
tapi ada tanda dilarang berhenti, mbok jangan pura-pura nggak ngerti

ada keperluan keluarga, bukan urusan kantor, ya pake duit pribadi
kalo bisnis, kerjasama dengan partner, ya yang jujur jangan dicurangi
usaha dagang daging sapi, ya jangan diglonggong atau dicampur daging celeng alias babi
bakmi bakso tahu ikan makanan, ya jangan diformalin meracun saudara sendiri
timbangan takaran dan segala rupa ukuran, ya dijaga standar jangan diganti nggak nambah rejeki

kalo jadi pejabat diberi kepercayaan, mbok ya yang amanah pake nurani nggak korupsi
kalo salah, daripada membela diri pake ngapusi, mbok ya sudah ngaku salah tahu diri

kalo lagi banyak rejeki, jangan lupa orang miskin disantuni
biar banyak iklan bikin semua barang serasa penting dimiliki, kalo belanja pake itungan jangan membuta babi
(walah.. babi disebut lagi..)
kalo bisanya hidup sederhana, tetep dinikmati disyukuri
kalo ada tetangga lebih sukses, ikut senang jangan curiga jangan iri

sesama saudara beda agama, mari saling hormat toleransi
beda pendapat, mari dihargai lha katanya demokrasi

dan masih banyak lagi, perkara besar perkara kecil, semua penting dipikirkan diresapi

para agamawan, jangan cuma dandan rapi mulut manis di TV, bersikap sosial saleh dari hati biar bisa diteladani
aspek moral banyak sekali, jangan dipikir cuma urusan miras seks dan judi
membela agama ya penting, tapi jangan diatur amarah dan hawa dengki
masa iya Tuhan ngajari saling benci? kalo nggak berani nyalahin agama, ya pasti karena salah interpretasi
lagipula namanya juga Tuhan, mana bisa seratus persen kita pahami?
makanya biarpun sudah mantap yakin, janganlah petentang-petenteng merasa benar sendiri
kita semua sama ciptaanNya dan terus mencari, ayo saling kerjasama dan mengasihi

nikmati kerja keras, hindari asal pintas, nabrak kanan kiri bikin orang lain rugi
mulai dari anda dan saya mengubah sikap, pasti kita maju mandiri dan disegani

biarpun ini nasehat usang, tapi kalo diabaikan bangsa kita bisa bubar tak ada lagi

lho.. beneran ini..!

Monday, October 8, 2007

IBU

.
Duh Gusti Allah..
Berat sungguh beban ini adakah sepadan berkah
Saat harus kusaksi buah tubuhku mati bersimbah darah
Pemenuhan janjiMu atas setiaku pasrah

Jubah diundi badan ditelanjangi
Kupikul rasa malunya dan kusangga sendiri
Ratusan cambuk dan dera menggelegar
Daging koyak terkupas darah mengalir segar
Setiap jengkal lukanya adalah pedihku menyebar
Nyeri yang nyata kurasa seluruh raga bergetar

Aku menggigil jeri
Imanku terguncang membentur tembok besi
Namun kukeras wajah terus lemah mendampingi
Bersihkan sisa-sisa mengering dengan airmata membasahi
Harumnya laksana anggur kian menjadi

Lalu paku dipalu menembus kaki dan tangan
Darah jantungku muncrat menyembur tak mau berhenti
Erangnya adalah sejuta gaman
Menusuk sukmaku sekujur nurani

Aku menangis terkuras habis
Hatiku perih remuk merintih
Anakku, bisakah kau kugantikan?
Karena dalam takdir sekedar ibu aku berjalan
Mencintaimu melebihi segala keberadaan

Duh Gusti Allah..
Aku sadar rela berserah
Karena Kau hadir tercurah ruah
Dalam dirinya yang Kau tuah

Namun berat sungguh beban ini adakah sepadan berkah
Saat harus kusaksi buah hatiku mati bersimbah darah
Pemenuhan janjiMu atas setiaku pasrah

Ya..
Aku kini diujung pasrah

Friday, October 5, 2007

DUNIA SEMPURNA

.
Di dunia yang sempurna
Aku adalah sampahnya
Tersingkir di ruang terkunci berkusam kaca jendela

Kuintip di luar sana
Robot-robot tanpa jiwa berlalu lalang
Berbusana bergerak berbicara berpesta rapi tertata
Suasana ramai hiruk pikuk namun hening di saat yang sama

Di dunia yang sempurna
Aku adalah sampahnya
Terbenam dalam tumpukan emosi beraneka
Indah kuresapi namun busuk tercium oleh mereka
Kupunguti satu persatu dan kubasuh hingga cerah berwarna
Mengagumkan bagai pelangi tersusun bunga alami di taman nurani

Namun dunia sempurna tak bisa menerima
Kembali ke hitam dan putih atau kau tak layak disebut warna
Tak ada tempat menyingkirlah ke lain dunia

Di dunia yang sempurna
Aku adalah sampahnya
Tersingkir di ruang terkunci berkusam kaca jendela

Kuintip lagi sudah malam ternyata
Dunia sempurna terpejam menyumpal telinga
Robot-robot berjejer teratur sepanjang mata
Satu persatu membuka topeng dan perisai raga

Astaga kulihat wajah-wajah yang menyeramkan..
Lelah.. marah.. mabuk.. sinis.. takut.. hasrat.. tegang.. mengambang..
Sebagian menggali lubang dan terburu menyalurkan hasratnya
Dan segera ditutup lagi tak kasat ada
Lalu bersama-sama terdiam menjelang fajar dunia sempurna

Aku menikmati wajah-wajah itu
Betapa kita sebenarnya sama
Hanya aku kau singkirkan sementara kau penjara dirimu dalam topeng baja
Hanya kau masih menunggu surga saat aku sedang menikmatinya

Di dunia yang sempurna
Aku adalah sampahnya
Tersingkir di ruang terkunci berkusam kaca jendela
Mengintip pagi dan menyaksikan topeng perisai robot kembali mengurung jiwa

Di dunia yang sempurna
Aku tersingkir karena aku manusia

Thursday, October 4, 2007

CACAR AIR

.
Aku virus cacar air
Mahluk pintar tak akan punah hingga dunia berakhir
Manusia?
Budak rendah yang selalu gagal melawanku beradu pikir

Tubuhnya adalah lahanku beranak cucu
Hasratnya kuatur mengikuti strategiku
Kuhajar sampai mual tak doyan makan dan meriang
Lunglai tak berdaya terbaring lemah terlentang tenang
Saatnya untukku mencetak berjuta-juta generasi mendatang
Mempertahankan jenisku di bumi ini agar tak hilang

Ketika antibodi mulai bangkit
Dibantu antibiotik dari sang tabib sok tau segala penyakit
Aku dan pasukanku sudah siapkan rencana baru
Keluar dan mencari tubuh lain untuk diserbu

Kita bagi ratusan kelompok
Timbul di kulit melepuh brontok
Dalam media fluida terlapis ari
Siap meledak tersentuh jari

Ayo digaruk mahluk lemah!
Tak tahan kau pasti tunduk membantu kurunganku pecah
Tak mampu melawan gatal syaraf kulit gelitikanku bikin resah

Lalu kami siap mengembara
Menempel di kuku bantal kasur kursi dan celana
Atau bahkan melayang-layang di udara jika memang terpaksa

Saksikan kehebatan kami
Bertahan hidup berhari-hari
Sampai saat menghajar manusia datang lagi
Hinggap di raganya dan lahirkan bibit-bibit muda pengganti

Sementara lihatlah bangsa manusia pongah bangga
Menganggap dunia seisinya disiapkan untuk kaumnya
Menganggap dirinya pendatang terakhir yang paling sempurna
Tak sadar tak merasa keberadaannya hanyalah sarana
Yang tercipta bagi kami virus-virus yang akan berkembang dan berkuasa

Manusia mahluk cerdas?
Aku virus cacar air lebih cerdas menolak tegas!
Mari kita buktikan hingga di ujung batas..

[untuk temanku yang baru sembuh dari sakit cacar air.. ]

Wednesday, October 3, 2007

DI TENGAH JALAN

.
Sementara langkah bergegas tak tenang
Mata menatap ujung tak berujung
Bulan purnama bulat menyala
Rupa yang sama beberapa waktu silam

Gamang aku merenung dan bertanya
Mengapa waktu tak sehebat yang kusangka
Jiwa menua
Namun segalanya masih saja sama

Terus dan terus berlari
Membentur hari yang terus kembali
Yang tak kunjung juga membawa mimpi

Sampai kapan semua ini?
Sampai letih terkuras dan jatuh lunglai memacu diri?
Sampai imaji menyurut dan jatuh terinjak kaki realiti?

Sejenak berhenti
Bulan purnama bulat menyala
Rupa yang selalu sama beberapa waktu silam
Wajah orang-orang tercinta
Bergantian tersenyum mesra menghangatkan hati

Aku di tengah jalan
Dan setiap jengkalnya adalah keindahan
Kepingan cinta yang begitu berharga

Sementara langkah bergegas tenang
Mata menatap ujung khayal
Pertemuan mimpi dan kenyataan

Akan terus kujalani
Entah apa itu nanti berarti

Monday, October 1, 2007

[A]GAMA

.
Jangan kau bilang kita sama
Tuhanku melarang aku berfikir sederhana

Jangan kau berani melafalkan doa bersamaku
Tuhanku tak mampu memahami kata-katamu

Jangan kau silaukan mataku dengan kilau perbuatanmu
Tuhanku mengharuskan aku melihat sahadatmu terlebih dulu

Nabimu palsu dan Tuhanmu tak masuk akal
Akalku hanya untuk nabi dan Tuhan yang aku kenal

Tak perlu mengasah nurani mencari dan memahami Tuhan
Dia sang pemilik segenap kekuasaan sudah kuistirahatkan
Dan kukemas kering instan dalam buku panduan


Tuhan!

Beri kekuatan di pihakku seperti yang Kau janjikan
Aku harus menang, Kau tak punya pilihan
Jangan sampai Kau biarkan aku dipermalukan!

Persaingan ini membuat darahku bergolak dan hatiku bengis membatu
Dan kemenangan menggetarkan bibirku menggemakan nama-Mu
Kurang hebat apalagi aku melayani Kamu?

(
Samar-samar kudengar Tuhan tertawa..
KataNya: sudahkah kau gosok gigi?
Mulutmu bau sekali...
)