.
Indonesia sedang bersedih. Banyak pejabat tak mampu berhenti korupsi dan memikirkan diri sendiri. Sementara proses pemiskinan terus berjalan. Belum lagi fenomena alam yang menjadi bencana karena pemerintah dan masyarakat tak punya rencana dan kewaspadaan. Lalu rakyat mulai mencari solusi sendiri. Dari mengais rejeki di negeri orang, sampai nekat mengambil jalan pintas meski menentang hati nurani. Dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa yang menjatuhkan harga diri..
Indonesia sedang bersedih. Siapa peduli? Bangsa lain justru melihat kesempatan untuk mengambil keuntungan. Pejabat yang korup dijadikan boneka untuk menguasai kekayaan alam. Produk-produk lokal yang kalah bersaing ditinggalkan pembeli, lalu daya beli lari ke negara-negara yang lebih kreatif dan kompetitif. Larangan terbang maskapai Indonesia ke luar negeri adalah ceruk pasar yang segera diserobot maskapai asing. Budaya yang tak dijaga dibalik nama oleh negara yang lebih bisa melihat potensi. Dan masih banyak lagi..
Indonesia sedang bersedih. Lalu marah dan menyalahkan pihak lain adalah proses yang alamiah. Tetapi apakah tepat sebagai solusi? Bisa jadi. Kalau kemarahan itu membangkitkan harga diri dan harapan. Bahwa kita bersedih karena kita masih merasa utuh sebagai bangsa. Ada saudara yang disakiti membangkitkan empati seluruh keluarga. Ada ketidakadilan di sekitar, kita peduli sebagai sesama warga. Dan jika ada yang dicuri, kita bersama-sama merasa kehilangan. Kemarahan yang disalurkan dengan benar semoga menjadi api kesadaran yang terus membakar dan membesar. Menjadi harapan yang menyemangati untuk menyelesaikan setiap persoalan.
Indonesia sedang bersedih. Dan kesedihan seharusnya menggugah kesadaran. Bangsa-bangsa lain mungkin punya persepsi buruk tentang negeri ini. Sebagian memang karena tingkah kita sendiri, sebagian mungkin direncanakan sebagai bagian dari persaingan. Dan kita tak bisa tidak harus memperbaiki diri. Sambil tak berhenti melawan persepsi yang merugikan. Tentu dengan cara yang elegan. Karena salah cara malah bisa semakin menenggelamkan. Saat negara tetangga memanfaatkan budaya kita untuk promosi pariwisata mereka, kita lawan dengan menumbuhkan kembali rasa memiliki, sambil memperingatkan bahwa cara mereka melawan etika. Saat negara-negara lain menyebarkan ketakutan yang berlebihan, kita lawan dengan mengkampanyekan keindahan yang menggetarkan.
Indonesia sedang bersedih. Akan semakin menyedihkan jika kita hanya diam meratapi. Banyak tindakan nyata yang bisa dilakukan untuk perbaikan. Indonesia bertindak adalah salah satu yang saya acungi jempol.
Indonesia sedang bersedih. Banyak pejabat tak mampu berhenti korupsi dan memikirkan diri sendiri. Sementara proses pemiskinan terus berjalan. Belum lagi fenomena alam yang menjadi bencana karena pemerintah dan masyarakat tak punya rencana dan kewaspadaan. Lalu rakyat mulai mencari solusi sendiri. Dari mengais rejeki di negeri orang, sampai nekat mengambil jalan pintas meski menentang hati nurani. Dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa yang menjatuhkan harga diri..
Indonesia sedang bersedih. Siapa peduli? Bangsa lain justru melihat kesempatan untuk mengambil keuntungan. Pejabat yang korup dijadikan boneka untuk menguasai kekayaan alam. Produk-produk lokal yang kalah bersaing ditinggalkan pembeli, lalu daya beli lari ke negara-negara yang lebih kreatif dan kompetitif. Larangan terbang maskapai Indonesia ke luar negeri adalah ceruk pasar yang segera diserobot maskapai asing. Budaya yang tak dijaga dibalik nama oleh negara yang lebih bisa melihat potensi. Dan masih banyak lagi..
Indonesia sedang bersedih. Lalu marah dan menyalahkan pihak lain adalah proses yang alamiah. Tetapi apakah tepat sebagai solusi? Bisa jadi. Kalau kemarahan itu membangkitkan harga diri dan harapan. Bahwa kita bersedih karena kita masih merasa utuh sebagai bangsa. Ada saudara yang disakiti membangkitkan empati seluruh keluarga. Ada ketidakadilan di sekitar, kita peduli sebagai sesama warga. Dan jika ada yang dicuri, kita bersama-sama merasa kehilangan. Kemarahan yang disalurkan dengan benar semoga menjadi api kesadaran yang terus membakar dan membesar. Menjadi harapan yang menyemangati untuk menyelesaikan setiap persoalan.
Indonesia sedang bersedih. Dan kesedihan seharusnya menggugah kesadaran. Bangsa-bangsa lain mungkin punya persepsi buruk tentang negeri ini. Sebagian memang karena tingkah kita sendiri, sebagian mungkin direncanakan sebagai bagian dari persaingan. Dan kita tak bisa tidak harus memperbaiki diri. Sambil tak berhenti melawan persepsi yang merugikan. Tentu dengan cara yang elegan. Karena salah cara malah bisa semakin menenggelamkan. Saat negara tetangga memanfaatkan budaya kita untuk promosi pariwisata mereka, kita lawan dengan menumbuhkan kembali rasa memiliki, sambil memperingatkan bahwa cara mereka melawan etika. Saat negara-negara lain menyebarkan ketakutan yang berlebihan, kita lawan dengan mengkampanyekan keindahan yang menggetarkan.
Indonesia sedang bersedih. Akan semakin menyedihkan jika kita hanya diam meratapi. Banyak tindakan nyata yang bisa dilakukan untuk perbaikan. Indonesia bertindak adalah salah satu yang saya acungi jempol.