.
Di dunia yang semakin modern, diperkirakan harga komoditi tanaman pangan tidak akan pernah kembali menjadi murah seperti dahulu. Perubahan dan perkembangan jaman menambah jumlah kebutuhan tanaman pangan dunia secara signifikan. Selain untuk memenuhi kebutuhan langsung manusia yang semakin bertambah, konsumsi protein hewani yang meningkat seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat juga meningkatkan penggunaan tanaman pangan untuk pakan ternak. Belum lagi tren eksploitasi energi alternatif saat ini yang bersumber dari tanaman.
Kenaikan harga kedelai yang menimbulkan gejolak di negeri ini, adalah salah satu indikasi kecil bahwa kebijakan pemerintah tentang ketahanan pangan tidak jelas arahnya. Alternatif ketahanan pangan bisa dicapai dengan swa-sembada pangan yaitu menanam sendiri semua kebutuhan tanaman pangan yang diiringi dengan kemampuan mengatur petani untuk menanam sesuai kebijakan pemerintah dan segala konsekuensinya, atau alternatif lain adalah memanfaatkan sebagian sumber daya pertanian menjadi hal produktif lain -- industri misalnya -- sehingga negara dan rakyat tetap memiliki kemampuan impor saat terjadi lonjakan harga dunia. Sedangkan liberalisasi pertanian didorong pada produksi yang mampu bersaing di tingkat internasional, dengan salah satunya liberalisasi akses informasi tanaman apa yang harus ditanam untuk mengantisipasi harga yang akan melonjak.
Kebijakan pemerintah mengantisipasi kenaikan harga kedelai dengan menghapus bea masuk impor (yang hanya mengurangi sekitar 10% dari harga pasar), seharusnya dibarengi dengan membuka kesempatan bagi banyak perusahaan untuk mengimpor, bukan hanya 4 atau 5 perusahaan yang diberi ijin khusus. Karena terbatasnya importir berpotensi terjadinya kartel dan oligopoli dalam menentukan harga jual.
Di atas semua itu, kembali korupsi dan kolusi adalah musuh utama penyebab terjadinya inefisiensi di segala bidang. Produk lokal selalu kalah bersaing dengan produk impor. Ini disebabkan mulai dari rendahnya biaya riset pertanian, mahalnya pupuk, inefisiensi dan tidak maksimalnya irigasi, dan tingginya perbedaan harga produsen dan harga konsumen karena banyaknya pungutan, pembangunan infra struktur distribusi yang tidak sesuai rencana, dan lain-lain.
Hari ini yang bisa kita lakukan adalah membiasakan diri membeli produksi petani lokal, dan memilih pemimpin yang kita percaya memiliki kejujuran, kecerdasan, dan visi yang jelas.
Intisari kreatif dari diskusi forum freedom pagi ini
Kenaikan harga kedelai yang menimbulkan gejolak di negeri ini, adalah salah satu indikasi kecil bahwa kebijakan pemerintah tentang ketahanan pangan tidak jelas arahnya. Alternatif ketahanan pangan bisa dicapai dengan swa-sembada pangan yaitu menanam sendiri semua kebutuhan tanaman pangan yang diiringi dengan kemampuan mengatur petani untuk menanam sesuai kebijakan pemerintah dan segala konsekuensinya, atau alternatif lain adalah memanfaatkan sebagian sumber daya pertanian menjadi hal produktif lain -- industri misalnya -- sehingga negara dan rakyat tetap memiliki kemampuan impor saat terjadi lonjakan harga dunia. Sedangkan liberalisasi pertanian didorong pada produksi yang mampu bersaing di tingkat internasional, dengan salah satunya liberalisasi akses informasi tanaman apa yang harus ditanam untuk mengantisipasi harga yang akan melonjak.
Kebijakan pemerintah mengantisipasi kenaikan harga kedelai dengan menghapus bea masuk impor (yang hanya mengurangi sekitar 10% dari harga pasar), seharusnya dibarengi dengan membuka kesempatan bagi banyak perusahaan untuk mengimpor, bukan hanya 4 atau 5 perusahaan yang diberi ijin khusus. Karena terbatasnya importir berpotensi terjadinya kartel dan oligopoli dalam menentukan harga jual.
Di atas semua itu, kembali korupsi dan kolusi adalah musuh utama penyebab terjadinya inefisiensi di segala bidang. Produk lokal selalu kalah bersaing dengan produk impor. Ini disebabkan mulai dari rendahnya biaya riset pertanian, mahalnya pupuk, inefisiensi dan tidak maksimalnya irigasi, dan tingginya perbedaan harga produsen dan harga konsumen karena banyaknya pungutan, pembangunan infra struktur distribusi yang tidak sesuai rencana, dan lain-lain.
Hari ini yang bisa kita lakukan adalah membiasakan diri membeli produksi petani lokal, dan memilih pemimpin yang kita percaya memiliki kejujuran, kecerdasan, dan visi yang jelas.
Intisari kreatif dari diskusi forum freedom pagi ini