.
Dunia berlari.
Orang-orang berkelebat kesana kemari. Binatang-binatang saling berpacu terlalu kencang hingga tak jelas apa itu jenisnya. Matahari berputar lebih cepat dari biasa. Lalu bergegas tenggelam didorong sang rembulan dan demikian terus bersusulan tergesa. Daun-daun dan kembang bermunculan namun tak lama ia menguning dan jatuh lalu pergi jauh menunggang angin yang terus berubah arah. Tunas-tunas pohon yang bertumbuh dan sejenak menjelma kokoh dan gagah segera bergetar dan tumbang berdebam bersahutan diterjang gergaji yang berdesing melengking diatas ambang pendengaran. Tak perlu menunggu kedipan mata segera terbentang jalan-jalan raya lebar tak berujung menggantikannya. Lalu tiba-tiba entah datang dari mana jutaan mesin kendaraan meraung-raung bersliweran suaranya menghasilkan efek intensitas parabola. Silih berganti dan bertumpukan. Memekakkan telinga. Mengaburkan pandang karena keruwetan gerakannya dan asap bara yang menghisap air mata..
Sebuah jiwa.
Sebuah jiwa.
Tak tersentuh dunia yang berlari. Terdiam menatap dan menanti. Tua dan sepi..