Friday, January 18, 2008

BAPAK IVAN

.
Hallo Bapak Ivan,
Jam berapa semalam sampai rumah? Nggak ada masalah kan?

Pak, saya menikmati pertemuan semalam (semoga Bapak juga..). Dan tiba-tiba saya tertarik untuk mengingat kembali bagaimana kita bisa berteman. Ah, sudah bertahun-tahun ternyata. Sejak baru belasan tahun kita mulai menjelajah waktu, hingga hari ini, hampir 20 tahun sejak pertemuan pertama itu.

Berapa kali kita terlibat dalam pembicaraan sebagaimana semalam? Mungkin sudah beratus kali. Dengan beratus pula menu yang menemani. Mulai dari bubur, mie, pecel lele, ayam goreng dan banyak lagi. Dan saya tersenyum sendiri, saat mengingat bahwa tak banyak yang berubah dari topik percakapan kita. Coba mari diingat bersama; topik apa yang paling sering kita obrolkan? Urutan pertama adalah tentang wanita! Bahkan perihal Tuhan, yang sering pula kita diskusikan, paling banter hanya menduduki peringkat kedua. Tak juga mampu mengalahkan si urutan pertama. Hahaha..

Ingatkah Bapak di waktu kita masih sama-sama belia? berbangga semu merasa sebagai mahluk-mahluk di lapisan atas skala hebat? Ketika kita ke-geer-an merasa dilirik wanita, lalu kita berjalan saling menjauh untuk membuktikan kepada siapa sebenarnya diantara kita lirikan itu ditujukan?

Ada pula masa-masa dimana kita mendiskusikan romansa cinta yang begitu ideal. Meskipun faktanya ada beberapa hal yang saya sembunyikan. Dan sebagaimana Bapak sangat mengenal saya, saya pun sangat mengenal Bapak. Jadi, terus terang saya meyakini ada pula fakta-fakta yang tidak Bapak ungkapkan.

Dan waktu berjalan. Tidak cepat tidak lambat. Tidak pula mau peduli. Dan mau tak mau kitapun harus terganti. Dari wujud kurus lugu di masa itu, menjadi sedikit berisi namun guratan usia makin membayangi. Saya menjalani hidup yang penuh warna-warni, Bapak pun tak kalah indah bahkan memiliki beberapa detail lakon yang belum pernah saya perani. Tapi saya gembira, bahwa kita masih sering berdiskusi. Percakapan menjadi lebih dewasa, dan berbagi pengalaman adalah pertukaran ilmu yang tak tergantikan. Kita menjadi semakin jujur dan tenang. Dan yang tetap menyenangkan, kita tetap tak pernah melewatkan untuk mengamati dan mengomentari keindahan mahluk Tuhan yang sering kita bicarakan saat sesekali melintas.

Bapak Ivan, hari ini kita berada di tahapan yang kurang lebih sama. Saya sudah berumah tangga dan punya anak, Bapak juga. Dan pembicaraan tentang keluarga masing-masing berjalan mengalir tanpa sedikitpun direncanakan. Tentang keindahan dan keceriaan, tentang kejadian-kejadian kecil yang mengganjal, tentang godaan dan deraan yang sesekali datang, dan tentang hal-hal yang kita sama-sama sepakati untuk diendapkan berdua saja. Semoga persahabatan kita terus berjalan, dan terus memanggil untuk tetap saling mengisi dan membagi beban.

Terima kasih dan salam saya untuk Bapak dan keluarga..