Friday, April 11, 2008

DUNIA MATRIX

.
Apa makna waktu, jika ia tak lagi membagi peristiwa menjadi kenangan, kenyataan, dan harapan?

Hukum alam adalah hukum tentang keteraturan. Buah apel yang jatuh dari pohon dan lintasan gerak peluru adalah serepih keteraturan yang telah mampu diurai. Akurasinya akan terus meningkat dengan terus mencermati lebih detail faktor-faktor lain yang sedikit banyak mempengaruhi. Viskositas dan perubahan tekanan udara, kepresisian pengukuran konstanta gravitasi, kecepatan awal, sudut elevasi, dan sebagainya.

Kemudian bagaimana peristiwa jatuhnya buah apel dari tangkainya adalah akibat dari akumulasi hukum keteraturan. Tentang peningkatan berat dan kematangan melalui proses faal tumbuhan, kecepatan angin yang menggerakkan buah tersebut lalu menghasilkan gaya inersia yang ditambahkan pada beratnya, proses penuaan dan titik lelah tangkai pengikat yang terlampaui oleh beban, dan beberapa faktor lainnya.

Secuil ilmu akan menggugah kesadaran atas kuasa manusia menyingkap rahasia setiap peristiwa. Diawali dari pertanyaan demi pertanyaan, semua menuju pada satu kesimpulan: hukum alam -- atau hukum Tuhan -- adalah kumpulan rumus-rumus yang membuat segala sesuatu berjalan sedemikian runut, tanpa terkecuali, tanpa anomali. Saksikan keindahan container yang hancur terlipat karena benturan teramat keras. Meski nampak berantakan, dalam adegan lambat akan terlihat bahwa semua adalah proses mekanika, dimana energi impak mendeformasi plastis bagian-bagian container secara serempak. Perhatikan pula bagaimana keputusan seseorang untuk pergi ke kamar kecil, adalah ujung dari mata rantai peristiwa reaksi atas rangsangan terhadap makanan dan minuman yang menyebabkan kandung kemih dipenuhi cairan dan memberikan sinyal ke otak melalui syaraf. Dimana letak pembenar bahwa keputusan untuk buang air adalah pilihan?

Segala sesuatu adalah runtutan sebab akibat. Meski tidak selalu segaris dan paralel, meski kadang saling bertumpukan dan saling berkaitan dalam kompleksitas. Tak ada lagi kebetulan, tak ada lagi kehendak bebas. Tak ada lagi penyesalan, tak ada lagi harapan. Tak ada pilihan, tak ada keteracakan. Semua rahasia terpapar jelas. Semua hal telah selesai, tunak, mutlak, dan diam. Umat manusia adalah boneka-boneka dengan setetes anugerah maya yaitu akal budi dan kuasa yang memabukkan. Pencerahan membuat manusia semakin menjadi Tuhan; jikalau Ia adalah benar penyebab segala awal. Dan sedikit demi sedikit mulai menguak tabir pekerjaanNya: menakjubkan, sekaligus membosankan.




(The Matrix: Trilogy; salah satu trilogi film terbaik sepanjang sejarah umat manusia)