Friday, October 5, 2007

DUNIA SEMPURNA

.
Di dunia yang sempurna
Aku adalah sampahnya
Tersingkir di ruang terkunci berkusam kaca jendela

Kuintip di luar sana
Robot-robot tanpa jiwa berlalu lalang
Berbusana bergerak berbicara berpesta rapi tertata
Suasana ramai hiruk pikuk namun hening di saat yang sama

Di dunia yang sempurna
Aku adalah sampahnya
Terbenam dalam tumpukan emosi beraneka
Indah kuresapi namun busuk tercium oleh mereka
Kupunguti satu persatu dan kubasuh hingga cerah berwarna
Mengagumkan bagai pelangi tersusun bunga alami di taman nurani

Namun dunia sempurna tak bisa menerima
Kembali ke hitam dan putih atau kau tak layak disebut warna
Tak ada tempat menyingkirlah ke lain dunia

Di dunia yang sempurna
Aku adalah sampahnya
Tersingkir di ruang terkunci berkusam kaca jendela

Kuintip lagi sudah malam ternyata
Dunia sempurna terpejam menyumpal telinga
Robot-robot berjejer teratur sepanjang mata
Satu persatu membuka topeng dan perisai raga

Astaga kulihat wajah-wajah yang menyeramkan..
Lelah.. marah.. mabuk.. sinis.. takut.. hasrat.. tegang.. mengambang..
Sebagian menggali lubang dan terburu menyalurkan hasratnya
Dan segera ditutup lagi tak kasat ada
Lalu bersama-sama terdiam menjelang fajar dunia sempurna

Aku menikmati wajah-wajah itu
Betapa kita sebenarnya sama
Hanya aku kau singkirkan sementara kau penjara dirimu dalam topeng baja
Hanya kau masih menunggu surga saat aku sedang menikmatinya

Di dunia yang sempurna
Aku adalah sampahnya
Tersingkir di ruang terkunci berkusam kaca jendela
Mengintip pagi dan menyaksikan topeng perisai robot kembali mengurung jiwa

Di dunia yang sempurna
Aku tersingkir karena aku manusia